Siapa yang menyangka bahwa saya akan menginjakkan kaki di Pulau yang bernama Pulau Sembilan, meskipun terbersit doa, ketika pendaftaran kemarin sekiranya dapat lulus dan menerima untuk ditempatkan dimana saja, dan finally disinilah saya bermukim saat ini.
Mengurai perjalanan dari kampung halaman saya, Kab.Pinrang, Sulawesi Selatan, menuju ke Pulau Sembilan, cukup memakan waktu, tenaga dan tentunya biaya. Namun semua terbayar dengan keberadaan di daerah baru, orang-orang baru dan tentunya akan menjadi satu cerita tersendiri dalam mengabdikan diri di dunia pendidikan. Pulau Sembilan merupakan salah satu pulau terbesar dari sembilan rangkaian pulau terluar dari Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pulau ini merupakan pusat pemerintahanan Kecamatan karena memiliki jumlah penduduk terbesar diantara pulau-pulau lainnya.
Untuk sampai di pulau ini, kemarin kami menggunakan kapal kayu, dengan lama perjalanan hingga 16 jam. Saya kurang begitu menikmati perjalanan karena sebagian besar waktu saya gunakan untuk tidur. Ini efek dari meminum 3 pil obat anti mabuk. Maklum, tidak terbiasa berlayar dalam waktu yang lama.
Meskipun merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Selatan, yang dominan Suku Banjar, akan tetapi di pulau ini sebagaian besar warga menggunakan bahasa Mandar dan Bugis. Saya belum bertanya banyak kepada warga yag dituakan mengapa sampai dua suku ini mendominasi pulau ini sedangkan pulau ini cukup jauh dari pulau sulawesi yang notabene adalah asal dari dua suku tersebut.
Ketika menjalani program Sarjana Mendidik Daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal, tantangan yang dihadapi ya... tidak jauh beda dengan di pulau ini. Saya merasa Pulau ini bisa dimasukkan dalam daftar sasaran lokasi SM-3T.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar