Kupilih dia karena dia lebih mapan dan menjanjikan masa
depanku, meski kutahu dia telah mengukir kesal dan kekecewaan dihatiku bak kuas
kasar nan lusuh yang mencoreng kanvas yang tak bersisa lagi warna dasarnya. Dan
yang paling menyedihkan adalah bahwa dirimulah yang mencoba memberikan pelangi
dikanvas lukaku, hingga sedikit demi sedikit, kelam di kanvas itu berubah
menjadi panorama yang menawan.
Kau tahu, hidupku bersama keluarga berada dibawah tekanan
ekonomi dan dijauhi keluarga besar karena tidak lagi sederajat dengan mereka.
Mungkin aku sudah bosan diperlakukan demikian sehingga untuk saat ini,
kenyamanan dan kebahagian hatiku bukanlah yang utama.
Aku memilih dia, karena aku takut orang-orang mencemooh
keluargaku karena menganggap aku orang yang tidak bersyukur. Apalagi yang
kurang darinya, mapan, mandiri dan dari keluarga terpandang. Dengan bersamanya,
maka ada nilai prestise yang secara tidak langsung didapatkan keluargaku.
Bersamamu hari yang kulalui terasa sempurna, tak ada rasa
ragu dan kekhawatiran. Kejujuran dan keterbukaan menjadikan aku hidup tanpa
tekanan. Mungkin kau tak tahu bahwa dengannya hal itu sama sekali tak pernah
kudapatkan. Aku berusaha selalu menerimanya, memaafkan kesalahannya dan mencoba
bersabar ketika kami tak saling berkomunikasi dalam kurun waktu berbulan-bulan
lamanya.
Dan aku sangat sadar, bahwa dirimu sangat jauh dari sifat
itu.
Aku tidak ingin menyalahkan kondisimu, bukan kamu yang
meminta untuk dilahirkan dalam kondisi yang berbeda dengan dirinya. Aku yakin,
kamu akan menjadi sosok yang akan membawa keluargamu menuju apa yang aku
inginkan saat ini, dan itu terjadi nanti dimasa depanmu yang perencanaan dan
perwujudannya namaku sudak tak ada lagi dalam daftar.
Ingatlah, tidak semua wanita sama dengan diriku, jadi pilihlah
seseorang yang mau hidup berdampingan denganmu, membantumu untuk berdiri ketika
kamu terjatuh, meyiapkan pangkuannya agar kamu dapat tidur lelap ditengah perih
dan keletihan hati, fikiran dan ototmu menggapai mimpi besar kalian berdua.
Aku disini telah mempersiapkan hati untuk menerima
cemoohanmu, kemarahanmu bahkan senyummu untuk kesakitanku dikemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar